Menjadi orangtua cerdas adalah impian kita semua

Powered by Blogger.
[6] [featured] [slider-top-big] [featured]
You are here: Home / Agar Peran Domestik dan Publik Tetap Seimbang --bagian 1

Agar Peran Domestik dan Publik Tetap Seimbang --bagian 1

| No comment
Bunda solihah, kita harus memahami, ada dua peran yang harus kita jalani. Peran domestik, dan peran publik. Peran domestik erat kaitannya dengan tugas-tugas kita sebagai seorang anak, seorang istri, seorang ibu rumah tangga.
Adanya cucian yang menggunung, harus memasak sejumlah menu untuk anggota keluarga, membereskan rumah, juga mengatur keuangan keluarga adalah sekelumit hal yang berkaitan dengan peran domestik kita.

 Kita pasti ingin semuanya beres. Kita tak ingin rumah kita biarkan berantakan, kita ingin ruangan bernuansa surga yang harum mewangi sepanjang hari. Atau minimal, kita tentu ingin punya waktu untuk merpikannya. Jam segini mau ini, selanjutnya mau itu, dan seterusnya. Hingga pada akhirnya kita bisa nyaman bermain dengan anak atau membaca Al Qur’an.

bedah buku changce your habitsSatu lagi, ada yang namanya peran publik. Peran ini kita lakukan sebagai bentuk kontribusi kita dalam masyarakat. Peran ini pun sebagai wujud fungsi kita para muslimah dalam menegakkan kalimat laailaaha illallah. Ini juga sangat penting, saudariku. Ingatlah sebuah kalimat “nafi’un lighoirihi” yang berarti “bermanfaat bagi orang lain” sebagai salah satu dari 10 karakter seorang muslim.

Contohnya apa? Muslimah bekerja di kantor, menjadi pelaku bisnis, mengisi majlis taklim, aktif dalam kepartaian, menjadi pengajar, penulis, dan membina masyarakat melalui program-program yang solutif adalah sekian contoh peran muslimah di ranah publik. Lingkupnya begitu luas, sehingga kita harus bisa memahami ini dengan baik.

Peran publik tentu disesuaikan dengan kapasitas muslimah itu sendiri. Jangan sampai kita bergerak dalam bidang yang kita sendiri kurang mengerti ilmunya.

Nah, bunda. Apakah anda termasuk muslimah yang memiliki dua peran ini? Domestik dan publik? Bila ya, alhamdulillah. Barakallahu lakunna. Selamat, semoga Allah memberkahi.  Anda berbakti dengan suami, mendidik anak-anaknya, menjaga rumah dan apa yang berada di dalamnya, juga berperan di masyarakat. Ini adalah hal yang luar biasa. Tidak semuanya bisa begitu. Tidak semua mau melakukan keduanya. Ada yang memilih fokus di rumah saja, ada pula yang mau fokus untuk kegiatan di luar rumahnya saja.
---berlanjut di bagian 2