Bunda solihah, kita harus memahami, ada dua peran yang
harus kita jalani. Peran domestik, dan peran publik. Peran domestik erat
kaitannya dengan tugas-tugas kita sebagai seorang anak, seorang istri, seorang ibu
rumah tangga.
Adanya cucian yang menggunung, harus memasak sejumlah menu untuk
anggota keluarga, membereskan rumah, juga mengatur keuangan keluarga adalah
sekelumit hal yang berkaitan dengan peran domestik kita.
Kita pasti ingin
semuanya beres. Kita tak ingin rumah kita biarkan berantakan, kita ingin
ruangan bernuansa surga yang harum mewangi sepanjang hari. Atau minimal, kita
tentu ingin punya waktu untuk merpikannya. Jam segini mau ini, selanjutnya mau
itu, dan seterusnya. Hingga pada akhirnya kita bisa nyaman bermain dengan anak
atau membaca Al Qur’an.
Satu lagi, ada yang namanya peran publik. Peran ini kita
lakukan sebagai bentuk kontribusi kita dalam masyarakat. Peran ini pun sebagai
wujud fungsi kita para muslimah dalam menegakkan kalimat laailaaha illallah.
Ini juga sangat penting, saudariku. Ingatlah sebuah kalimat “nafi’un
lighoirihi” yang berarti “bermanfaat bagi orang lain” sebagai salah satu dari
10 karakter seorang muslim.
Contohnya apa? Muslimah bekerja di kantor, menjadi pelaku
bisnis, mengisi majlis taklim, aktif dalam kepartaian, menjadi pengajar, penulis,
dan membina masyarakat melalui program-program yang solutif adalah sekian
contoh peran muslimah di ranah publik. Lingkupnya begitu luas, sehingga kita
harus bisa memahami ini dengan baik.
Peran publik tentu disesuaikan dengan kapasitas muslimah
itu sendiri. Jangan sampai kita bergerak dalam bidang yang kita sendiri kurang
mengerti ilmunya.
Nah, bunda. Apakah anda termasuk muslimah yang memiliki
dua peran ini? Domestik dan publik? Bila ya, alhamdulillah. Barakallahu
lakunna. Selamat, semoga Allah memberkahi.
Anda berbakti dengan suami, mendidik anak-anaknya, menjaga rumah dan apa
yang berada di dalamnya, juga berperan di masyarakat. Ini adalah hal yang luar
biasa. Tidak semuanya bisa begitu. Tidak semua mau melakukan keduanya. Ada yang
memilih fokus di rumah saja, ada pula yang mau fokus untuk kegiatan di luar
rumahnya saja.
---berlanjut di bagian 2